Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik untuk Menangkal Hoax

 


Dalam era teknologi informasi yang begitu pesat, semakin mudah kita mengakses berbagai informasi. Sayangnya, hal tersebut juga berkaitan erat dengan penyebaran berita atau informasi yang tidak valid atau hoax. Untuk mencegah penyebaran hoax, kita perlu mengedukasi diri tentang cara berpikir kritis. Salah satunya adalah dengan memahami konsep berpikir diakronik dan sinkronik.

Artikel ini akan membahas cara berpikir diakronik dan sinkronik untuk menangkal hoax dan menyaring informasi yang akurat.

Berpikir Diakronik dalam Menangkal Hoax

Berpikir diakronik adalah cara berpikir yang mempelajari suatu fenomena dengan menjelajahi sejarah atau latar belakangnya. Dalam konteks menangkal hoax, berpikir diakronik memerlukan analisis terhadap sejarah dan konteks di mana informasi tersebut berasal. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam berpikir diakronik mencakup:

  1. Mengidentifikasi sumber informasi: Cermati sumber dari informasi yang diterima. Apakah berasal dari media yang kredibel dan sudah terverifikasi, atau dari sumber yang tidak jelas dan tidak dikenal?

  2. Mengecek latar belakang informasi: Dalami latar belakang informasi yang diterima dengan mencari tahu tentang sejarah isu yang dibahas, sumber asli Informasinya, dan bagaimana informasi tersebut berkembang dari waktu ke waktu.

  3. Melacak kesesuaian data dengan konteks: Informasi yang disampaikan harus relevan dengan konteks atau peristiwa yang terjadi pada waktu yang sama. Dengan melacak kesesuaian data, kita dapat mengidentifikasi apakah informasi tersebut sesuai dengan realitas atau hanya hoax belaka.

Berpikir Sinkronik dalam Menangkal Hoax

Berpikir sinkronik adalah cara berpikir yang mengkaji suatu fenomena dengan membandingkannya dengan fenomena serupa yang terjadi secara bersamaan. Berpikir sinkronik membantu kita menyaring informasi dengan melihat sejauh mana informasi tersebut konsisten dengan fakta yang ada. Langkah-langkah berpikir sinkronik dalam menangkal hoax meliputi:

  1. Membandingkan informasi dengan sumber lain: Saat menerima informasi, pastikan untuk mencari referensi dari beberapa sumber berbeda. Apakah informasi tersebut juga diberitakan oleh sumber yang kredibel dan terpercaya?

  2. Melihat konsistensi fakta: Bandingkan informasi yang diterima dengan fakta dan data yang ada. Dalam banyak kasus, hoax akan memiliki inkonsistensi atau ketidaksesuaian dengan fakta yang telah diketahui.

  3. mengkaji logika dan struktur argumen: Informasi yang valid akan didasari oleh argumen yang logis dan konsisten. Pastikan bahwa informasi yang diterima memiliki landasan logis yang kuat.

Aplikasi Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Menangkal Hoax

Dalam praktiknya, berpikir diakronik dan sinkronik dapat saling melengkapi dalam proses menangkal hoax. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam menerapkan kedua cara berpikir ini:

  1. Saat menerima informasi baru, periksa sumber dan latar belakang informasi tersebut (diakronik).

  2. Bandingkan informasi dengan data dan fakta yang ada untuk melihat konsistensi (sinkronik).

  3. Tinjau logika dan struktur argumen dalam informasi yang diterima (sinkronik).

  4. Pertimbangkan relevansi dan kesesuaian informasi dengan konteks atau peristiwa terkini (diakronik).

  5. Jika informasi tersebut tidak memenuhi kriteria diakronik dan sinkronik, kemungkinan besar informasi tersebut adalah hoax atau informasi yang tidak dapat dipercaya.

Kesimpulan

Menghadapi penyebaran hoax, kita perlu meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Memahami konsep berpikir diakronik dan sinkronik adalah salah satu langkah dalam mendidik diri untuk menilai informasi yang diterima secara kritis. Dalam era informasi digital ini, kita perlu tangguh dalam menyaring informasi yang diterima dan memastikan bahwa informasi tersebut valid dan kredibel.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak